Friday, March 9, 2018

Ini Dia Ramuan Yang Insya Allah Bisa Menyembuhkan Kanker


‎‎‎
Baking Soda kills CANCER ‎
https://www.youtube.com/watch?v=Grtrm8tk4d4

Pak Vernon di Amerika Serikat itu menunjukkan bagaimana ia membuat ramuan soda kue yang dicampur dengan molasses atau sirup maple. 

Kemudian kami baca pengalamannya sembuh dari sakit kanker pada artikel My Dance With Cancer, My Story pada

http://phkillscancer.com/

Pak Vernon terserang kanker prostat stadium 4 yang sudah menjalar sampai ke tulang. Jadi, kanker prostat dan kanker tulang. Putranya Jai memberi ide agar ia mencoba konsumsi soda kue karena bahan ini membuat tubuh yang bersifat asam dapat berubah menjadi basa / alkalis. 

Sel kanker tidak betah menetap pada organ tubuh yang bersifat basa. Ternyata zat-zat berkhasiat pada soda kue mampu membasmi sel-sel kanker.

Banyak orang terpesona mendengar kisah sukses Vernon menyembuhkan sakit kanker stadium 4.
‎Tak perlu operasi kanker prostat. Tak perlu kemoterapi yang bisa berefek macam-macam, termasuk merontokkan rambut. 
Ternyata rahasia suksesnya tersembunyi di soda kue, bahan untuk membuat beragam kue. Hanya 10 hari mengkonsumsi ramuan soda kue buatannya ia memeriksakan diri ke dokter. 

Dokter melakukan scan kanker tulang dan hasilnya menggembirakan. Setelah rutin mengkonsumsi ramuannya, akhirnya ia selamat.

Ternyata sudah banyak kesaksian pasien macam-macam kanker yang sembuh dengan mengikuti resep Vernon. 

Sayang, sirup maple sulit didapat di tanah air, kecuali di supermarket besar di mal-mal di kota besar. anabustami.blogspot.com

Akhirnya kami sampai ke cerita seorang wanita Indonesia yang mencoba resep Vernon tapi ia ganti sirup maple yang manis dengan madu.

Sirup maple atau madu berfungsi membantu natrium bikarbonat pada soda kue menembus sel-sel kanker. Soda kue yang mengandung natrium bikarbonat membantu meningkatkan pH (kadar asam-basa) sehingga organ-organ tubuh lebih bersifat basa (alkalis), tidak asam, meningatkan kadar oksigen dan karbon dioksida dalam tubuh.

Tubuh yang bersifat basa atau alkalis mematikan sel-sel kanker yang tumbuh subur pada tubuh yang bersifat asam. 

Selain itu, tubuh yang bersifat basa / alkalis membuat anda tidak mudah terserang berbagai penyakit yang lain.

Dari penjelasan Vernon pada videonya dan dengan mengganti molasse atau sirup maple dengan madu, resep vernon dapat diringkas sbb:

Alat dan bahan yang perlu disiapkan:

🔴 Kompor
🔴 Air 1 cangkir‎
🔴 Soda kue : 
      2 Sendok teh
🔴 Madu : 
      2 Sendok teh

Langkah membuat :

1. Siapkan panci di atas kompor.

2. Masukkan air 1 cangkir, lalu nyalakan kompor.

3. Masukkan soda kue 2 sendok teh, lalu aduklah.

4. Masukkan madu 2 sendok teh, lalu aduklah sampai rata. Memasak ramuan ini singkat saja. Tidak perlu lama. Matikan api.

5. Tuang ramuan ini ke dalam gelas. Biarkan sampai agak dingin, lalu minumlah. 

Minumlah 1x sehari. 
Lalu tingkatkan 2x sehari sampai hari ke-10. 

Dan akhirnya 3x sehari pada hari selanjutnya.

Waktu mencoba ramuan ciptaannya ini ia merasa sakit kepala dan keringat pada malam hari. 
Gejala pada tiap orang itu berbeda-beda sesuai dengan daya tanggap tubuh dan kondisi kesehatan tiap orang. 

Menurut Pak Vernon, anda bisa saja minum ramuan tanpa dimasak atau dimasak. 

Dosis dan frekuensi minum per hari juga dapat anda sesuaikan dengan reaksi tubuh anda. Tidak perlu bahwa tubuh anda itu harus selalu bersifat basa atau alkalis. 

Tubuh yang bersifat asam pun diperlukan untuk memproses makanan di lambung. 

Untuk itu, minumlah ramuan ini 2 JAM sebelum atau sesudah makan.

Kalau ada saudara, anggota keluarga atau teman yang menderita sakit kanker maka sudah saatnya memakai resep ini, karena sangat ampuh dalam membunuh semua jenis kanker di dalam tubuh kita...

*koment dan bagikan*
Moga bermanfaat . . .


Thursday, March 8, 2018

Rasulullah Dan Pemilik Pohon Kurma Yang Pelit



Pada masa Rasulullah saw ada seorang yang pelit. Orangnya kaya. Ada sebuah pohon korma yang mayangnya menjulur ke tetangganya yang miskin dan mempunyai banyak anak . Si orang kaya tersebut tega merampas korma yang jatuh ketanah yang diambil anaknya. Padahal setiap hari orang miskin tersebut pasti melewati rumahnya .
Orang miskin tersebut kemudian mengadu kepada Rasulullah saw . Beliaupn menyangggupi dan akan menyelesaikan persoalan tersebut . Lalu Rasulullah menemui pemilik pohon kurma tersebut . anabustami.blogspot.com
” Saudara , pohon kurmamu yang mayangnya menjulur ke tetanggamu yang tidak punya itu berikanlah kepadaku . Sebagai imbalannya, engkau akan mendapatkan pohon kurma di surga nanti , ” sabda Rasulullah . Kemudian si pemilik pohon kurma itu menjawab, ” Ya Rasulullah hanya seperti itukah tawaranmu . Aku memiliki banyak pohon kurma , tetapi yang paling lebat buahnya hanyalah pohon kurma yang engkau minta, ” ungkap orang pelit tersebut yang kemudian bernajak pergi .

Namun pembicaraan tersebut ternyata didengar oleh seorang dermawan yang kaya. Ia langsung menghadap Rasulullah dan berkata , ” Wahai Rasulullah apakah tawaran tersebut berlaku untukku , sekiranya pohon kurma yang mayangnya menjulur ke tetangganya itu menjadi milikku . ” Rasulullah pun menjawab, ” Ya berlaku untukmu pula. ”
Dengan girang sang dermawan itu menemui pemilik kurma . ” Apakah engaku akan menjual kurma yang dijanjikan akan diganti di surga oleh Allah , ” tanya sang dermawan . Pemilik pohon kurmapun menjawab, ” Tidak kecuali ada orang yang sanggup memenuhi keinginanku .” Ke mudian sang dermawanpun berkata ,” Berapa harga yang engkau inginkan?”. Si pemilik kurmapun berkata ,” Aku ingin pohon kurma itu ditukar dengan empatpuluh pohon kurma kurma lain yang lebat buahnya.” Mendengar jawaban tersebut sang dermawan terdiam sejenak dan kemudian berkata , ” Kamu meminta sesuatu diluar kewajaran , namun aku akan penuhi apa yang menjadi permintaanmu . Datangkan saksi dan aku akan menukar pohon kurmamu itu dengan empat puluh pohon kurma milikku . ”
Setelah transsaksi selesai , sang dermawan menjumpai Rasulullah dan berkata , ” Ya Rasulullah pohon kurma yang engkau kehendaki telah menjadi milikku . Mulai saat ini aku serahkan kepadamu . ” Dengan senang hati dan girang Rasululllah menerimanya dan segera pergi ke tempat orang miskin yang mengadukan pemilik pohon kurma . “ Saudara ambillah pohon kurma itu untukmu beserta keluarga , ” sabda Rasulullah . Dengan rasa syukur yang liar biasa, orang miskin tersebut menerima pemberian Rasulullah . Ia tidak menyangka pohon itu milikknya.

Dalam buku Muslimah dan Bidadari karya KH Mujab Mahalli peristiwa tersebut menjadi latar belakang turunnya ayat al Quran surat Al Lail : 5 - 11 yang artinya , ” Orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah dan bertakwa , serta membenarkan yang baik maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah . Sedang orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami menyiapkan baginya jalan yang sukar , dan hartanya tidak bermanfaat bagi dirinya apabila ia telah binasa . ” newstribunakurat.blogspot.com

Wednesday, March 7, 2018

Cara Mendidik Anak Menjadi Manusia Yang Berakhlak Mulia



ORANG tua di zaman sekarang cenderung permisif terhadap kehendak putra-putrinya. Konsep demokratis menjadikan orang tua memberikan keleluasaan pada anak secara berlebihan. Akibatnya, tidak jarang orang tua yang mesti melihat kebahagiaan saat anak-anaknya tumbuh dewasa, justru semakin merana karena ulah dan perilaku buah hatinya sendiri.

Dalam kasus ter- update , kita bisa belajar dari apa yang dialami oleh Arya Permana, bocah 10 tahun dengan bobot 190 kg. Apa yang menimpa Arya ini setidaknya memberikan bukti kepada para orang tua untuk bisa bersikap tegas terhadap hal-hal yang berdampak tidak baik terhadap buah hatinya. Setidaknya meminimalkan jenis makanan dan minuman yang tidak dibutuhkan oleh tubuh, sekalipun itu yang paling disukai anak.
Seorang dokter dalam sebuah sambungan telepon di sebuah stasiun televisi swasta mengatakan bahwa Tuhan melalui alam telah memberikan apa yang tubuh manusia butuhkan. Tetapi, kita sering tertipu dengan segenap upaya manusia yang ingin mendapatkan keuntungan dengan menciptakan makanan ini dan minuman itu yang dipromosikan bisa ini dan itu. Padahal, kebutuhan tubuh kita sudah tersedia dari alam.
Dengan kata lain, orang tua perlu memahami cara tepat mendidik anak dengan benar, sehingga lahir generasi tangguh. Bukan generasi penuntut yang kemudian menjadikan keadaan diluar kendali terjadi di masa depan mereka dan masa depan kita sebagai orang tua.

Berani Tegas

Orang tua kadang atau bahkan mungkin seringkali angkat tangan dengan kehendak anak. Akibatnya anak menjadi pribadi yang selalu mencamuk setiap kali keinginannya tidak dipenuhi oleh orang tuanya.
Sebagai contoh, anak yang ingin bermain petasan, kemudian dilarang, dan selanjutnya menangis bahkan meronta-ronta, sebaiknya tidak menjadikan ketegasan orang tua tumbang.
Sekali orang tua tumbang, dan memberikan apa yang dituntut anak sampai terkanjar-kanjar, maka anak itu akan memiliki perilaku yang sama, terutama sekali kala ada keinginan yang ditolak orang tua. Karena sang anak sudah mengambil kesimpulan dengan cara berperilaku menjadi-jadi, orang tuanya akan memberikan apa yang diinginkannya.

Dalam hal ini, memang tidak mudah. Dan, jika memang orang tua tidak mampu, meminta pihak lain, seperti meminta bantuan seorang guru yang terpercaya untuk bersikap tegas kepadanya bisa menjadi altiernatif untuk dipilih.
Hal ini bisa kita lihat dari bagaimana Sultan Murad II memberikan amanah seutuhnya kepada Syeikh Aaq Syamsuddin sebagai guru untuk mendidik anaknya, Muhammad Al-Fatih yang membutuhkan ketegasan dalam pendidikan. Ketika bersikap tidak semestinya, Syeikh Aaq Syamsuddin langsung memukul Al-Fatih kecil. Rupanya, pukulan itu memberikan kesadaran penting dalam sejarah hidupnya, sehingga ia memiliki adab dan tumbuh menjadi pribadi yang cinta terhadap ilmu.
Artinya, ketegasan orang tua dan guru dalam mendidik buah hati kita sangat penting untuk membentuk ketangguhan anak. Namun, jangan sampai salah paham, karena ingin bersikap tegas, kita selaku orang tua malah memberikan tugas di luar kemampuan anak dengan selalu memukul. Sebab, pukulan itu tidak boleh berkali-kali, cukup sekali dan seminim mungkin dan itu sudah cukup membuat anak kita mengerti apa yang baik bagi mereka. Jadi, harus benar-benar proporsional.
Dalam konteks shalat misalnya, panduannya jelas langsung dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam . Jika anak umur 10 tahun dan tidak mau mendirikan shaolat, pukulan adalah penting sebagai sarana membentuk kepribadian disiplin shalat.

.” ﻣﺮﻭﺍﺃﻭﻻﺩﻛﻤﺒﺎﻟﺼﻼﺓﻭﻫﻤﺄﺑﻨﺎﺀﺳﺒﻌﻮﺍﺿﺮﺑﻮﻫﻤﻌﻠﻴﻬﺎﻭﻫﻤﺄﺑﻨﺎﺀﻋﺸﺮ،ﻭﻓﺮﻗﻮﺍﺑﻴﻨﻬﻤﻔﻴﺎﻟﻤﻀﺎﺟﻊ ”

“Perintahkanlah anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka bila pada usia sepuluh tahun tidak mengerjakan shalat, serta pisahkanlah mereka di tempat tidurnya. ” (HR. Abu Dawud).

Artinya ada batas, ada masa, ada situasi dimana orang tua memang benar-benar tidak perlu bersikap lembek kepada putra-putrinya, baik itu yang bersifat perintah apalagi dalam hal memenuhi keinginan anak.

Sebagaimana harapan dari sebuah cinta, akhir yang baik meski harus ditempuh dengan penuh perjuangan harus kita ajarkan kepada anak-anak kita.
Artinya, orang tua harus mampu bersikap baik sekaligus tegas demi kebaikan esok dan masa depan (akhirat) anak-anak kita. Tegas dengan memberikan teladan kedisiplinan, tegas dengan marah pada perilaku yang mengundang murka Allah Ta’ala. Tegas dengan tidak membiarkan anak mengambil yang bukan haknya.
Kenalkan yang Ma’ruf dan yang Munkar
Hal yang tidak kalah pentingnya dalam mendidik anak adalah memperkenalkan kepada mereka mana yang ma’ruf dan menguatkan komitmen terhadapnya dan mana yang munkar serta menjauhinya dengan sikap tanpa kompromi.

ﻳَـٰﺒُﻨَﻯَّﺄَﻗِﻤِﭑﻟﺼَّﻠَﻮٰﺓَﻭَﺃۡﻣُﺮۡﺑِﭑﻟۡﻤَﻌۡﺮُﻭﻓِﻮَﭐﻧۡﻬَﻌَﻨِﭑﻟۡﻤُﻨﻜَﺮِﻭَﭐﺻۡﺒِﺮۡﻋَﻠَﻯٰﻤَﺎٓﺃَﺻَﺎﺑَﻚَۖﺇِﻧَّﺬَٲﻟِﻜَﻤِﻨۡﻌَﺰۡﻣِﭑﻟۡﺄُﻣُﻮﺭِ

“Wahai anandaku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). ” (QS. Luqman [31]: 17).

Dalam ayat tersebut setelah shalat, anak harus tahu mana yang ma’ruf dan munkar dan bersikap tepat terhadap keduanya. Amar ma’ruf, dorong anak-anak kita untuk mengajak temannya mengerjakan shalat, belajar yang rajin. Dan dorong pula mereka melarang teman-temannya bertindak tidak baik seperti mencuri, tidak serius dalam mengerjakan tugas dan lain sebagainya yang mengundang keburukan diri dan kemurkaan Allah.
Setelah itu, kenalkan anak, didik anak untuk sabar dengan apapun yang dialami dalam hidupnya dalam menjaga keimanannya.

ﺃَﺣَﺴِﺒَﭑﻟﻨَّﺎﺳُﺄَﻧﻴُﺘۡﺮَﻛُﻮٓﺍْﺃَﻧﻴَﻘُﻮﻟُﻮٓﺍْﺀَﺍﻣَﻨَّﺎﻭَﻫُﻤۡﻠَﺎﻳُﻔۡﺘَﻨُﻮﻥَ

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?. ” (QS. Al-Ankabut [29]: 2).

Sampaikan pemahaman kepada anak bahwa ujian akan menjadikan seseorang naik kelas, sebagaimana pelajar yang semakin tinggi kelasnya, semakin berat ujiannya. Pepatah bilang, semakin tinggi pohon, semakin kencang angin bertiup.
Sosok sempurna dalam hal ini ada pada diri seorang anak bernama Ismail Alahissalam. Dimana dalam setiap apa yang diperintahkan oleh Allah kepada dirinya, tidak ada respon muncul, melainkan selalu tunduk dan patuh.

ﻗَﺎﻟَﻴَـٰٓﺄَﺑَﺘِﭑﻓۡﻌَﻠۡﻤَﺎﺗُﺆۡﻣَﺮُۖﺳَﺘَﺠِﺪُﻧِﻯٓﺈِﻧﺸَﺎٓﺀَﭐﻟﻠَّﻬُﻤِﻨَﭑﻟﺼَّـٰﺒِﺮِﻳﻦَ

“Ia (Ismail) menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar. ” (QS. Ash-Shaffat [37]: 102).

Demikianlah sikap anak yang sejak kecil telah mengenal yang ma’ruf dan munkar. Ia tidak pernah dalam kebimbangan dalam hidupnya. Jika ma’ruf dia kerjakan, jika munkar ia tinggalkan dan mencegah yang lain mengerjakannya.

Dalam konteks modern, puisi Muhammad Iqbal bisa kita kenalkan kepada anak-anak kita untuk mereka mengenal apa itu sabar, berani dan tangguh di dalam kebenaran.
“Bangkitlah, ciptakan dunia baru. Bungkus dirimu dalam api, dan jadilah seorang Ibrahim. Jangan mau tunduk kepada apa pun kecuali Kebenaran. Ia akan menjadikanmu seekor singa jantan.”

Jika hal ini kita tanamkan kepada putra-putri kita di rumah, insya Allah anak-anak kita akan lebih cepat dan antusias mengenal Rasulullah, sahabat dan ulama-ulama terdahulu, sehingga mereka tidak terombang-ambing oleh idola ciptaan dunia entertaint, sehingga mereka tumbuh menjadi pribadi yang mantab visi dan cita-cita keumatannya.
Wallahu a’lam.*


Kunjungi blog kami :
anabustami.blogspot.com
newstribunakurat.blogspot.com

Monday, March 5, 2018

Pantaskah Kita Bangga-Banggakan Dunia Yang Hanya Sementar ini




Tulisan Rektor ITS, Prof Joni Hermana di wall FB nya

Dulu dikala aku kecil, aku sll mendpt peringkat 1 baik di tingkat SD, SMP, SMA

Semua merasa senang, ibu & ayah pun sll memelukku dg bangga. Klrg sgt senang melihat anaknya pintar & berprestasi.

Aku masuk perguruan tinggi ternama pun, tnp embel2 test.

Org tua & teman2 ku merasa bangga thd diriku.

Tatkala aku kuliah IPK ku sll 4 & lulus dg predikat cum laude.

Semua bahagia, para rektor menyalami ku & merasa bangga memiliki mahasiswa spt diriku, jgn ditanya ttg org tua ku, tentunya mrk org yg paling bangga, bangga melihat anaknya lulus dg predikat cum laude. Teman2 seperjuangan ku pun gembira. Semua wajah memancarkan kebahagiaan.

Lulus dr perguruan tinggi aku bekerja disbh perusahan bonafit. Karirku sgt melejit & gajiku sgt besar.

Semua pun merasa bangga dg diriku, semua rekan bisnisku sll menjabat tgn-ku, semua hormat & mnghargai diriku, teman2 lama pun sll menyebut namaku sbg slh satu org sukses.

Namun ada sesuatu yg tak prnh kudptkan dlm perjalanan hidup ku slm ini. Hatiku sll kosomg & risau. Perasaan sepi sll memghantui hari2ku. Ya..aku terlalu mengejar duniaku & mengabaikan akhiratku. Aku sedih...

Ketika aku berikrar utk berjuang bersama barisan pembela Rasulullah saw & ku buang sgl title keduniaanku, kutinggalkan dunia ku utk mengejar akhirat & ridhaNya. Seketika itu pula dunia terasa berbalik. Yaa... Dunia spt berbalik. Ku putuskan utk mrantau & memilih mempelajari ilmu Al-Qur'an & hadist & kuhafalkan Al-Qur'an 30 juz.

Semua org mencemooh & memaki diriku. Tak ada lg pujian, senyum kebanggan, peluk hangat dll. Yg ada hanyalah cacian.

Terkadang org memaki diriku, "buat apa sekolah tinggi2 kalau akhirnya masuk pesantren.
Dia itu org bodoh..! Udh punya pekerjaan enak ditinggalin...

Berbagai caci & maki tertuju pd diriku, bahkan dr klrg yg tak jarang membuat diriku sedih....

"Apa ada lulusan perguruan tinggi terkenal masuk pondok tahfidz..? Ga sayang apa udh dpt kerja enak, mau makan apa & dr mana lg..?

Kata mereka..

Ya, pertanyaan2 itu trs menyerang & menyudutkan diriku.

Hingga suatu ketika..

Ketika fajar mulai menyingsing ku ajak ibu utk shalat berjamaah di masjid, masjid tmpt dimn aku biasa mnjd imam.

Ini adalah shalat subuh yg akan sll ku kenang.

Ku angkat tangan seraya mengucapkan takbir. " Allaaahuu akbaar"_
ku agungkan Allah dg seagung2nya.

Ku baca doa iftitah dlm hati ku, berdesir hati ini rasanya....
Kulanjutkan membaca Al-Fatihah,
Bismillahirrahmaanirrahiiim, (smp disini hati ku bergetar ), ku sebut namaNya yg maha pengasih & maha penyayang..

Alhamdulillahirabbil alamiin...
Ku panjatkan puji2an utk Rabb semesta alam..

Kulanjutkan bacaan lamat2, ku hayati surah al-fatihah dg seindah2nya tadabur, tnp terasa air mata jatuh membasahi wajahku....

Berat lidah ku utk melanjutkan ayat, Arrahmaanirrahiim,
ku lanjutkan ayat dg nada yg mulai bergetar....

Malikiyaumiddin, kali ini aku sdh tak kuasa menahan tangisku.

Iyyaka na'budu wa iyyaka nastaiin, "yaa Allah hanya kpdMu lah kami menyembah & hanya kpdMu lah kami meminta pertolongan."
Hati ku terasa tercabik2, sering kali diri ini menuntut kpd Allah utk memenuhi kebutuhanku, tp aku lalai melaksanakan kewajibanku kpd-Mu.

Smp lah aku pd akhir ayat dlm surah Al-Fatihah. Ku seka air mata & ku tenangkan sejenak diriku.

Selanjutnya aku putuskan utk membaca surah _Abasa'_. Ku hanyut dlm bacaan ku, terasa syahdu, hingga terdengar isak tangis jamaah sesekali. Bacaan trs mengalun, hingga smp lah pd ayat 34. Tangisku memecah sejadi2nya.

Yauma yafirrul mar'u min akhii, wa ummihii wa abiih, wa shaahibatihi wa baniih, likullimriim minhum yauma idzin sya'nuy yughniih...

Tangisku pun memecah, tak mampu ku lanjutkan ayat tsb, tubuhku terasa lemas....

Stlh shalat subuh selesai, dlm perjlnan plg, ibu bertanya : "mengapa kamu menangis saat membaca ayat tadi, apa artinya..?"

Aku hentikan langkahku & aku jelaskan pd ibu. Kutatap wajahnya dlm2 & aku berkata :

"wahai ibu..
Ayat itu mnjelaskan ttg huru hara padang mahsyar saat kiamat nanti, semua akan lari meninggalkan sudaranya...

Ibunya...
Bapaknya..
Istri & anak2nya..

Semuanya sibuk dg urusannya masing2.

Bila kita kaya org akan memuji dg sebutan org yg berjaya...,

Namun ketika kiamat trjd apalah gunanya sgl puji2an manusia itu....

Semua akan meninggalkan kita. Bahkan ibupun akan meninggalkan aku..

Ibu pun meneteskan air mata, ku seka air matanya...

Ku lanjutkan, "Aku pun takut bu bila dimahsyar bekal yg ku bawa sedikit.."

Pujian org yg ramai slm bertahun2 pun kini tak berguna lg...

Lalu knp org beramai2 menginginkan pujian & takut mendpt celaan. Apakah mrk tak menghiraukan kehidupan akhiratnya kelak...?

Ibu kembali memelukku & tersenyum. Ibu mengatakan, "betapa bahagianya punya anak spt dirimu..."
Baru kali ini aku merasa bahagia, krn ibuku bangga thd diriku.

Brbagai pencapaian yg aku dpt dulu, walaupun ibu sama memeluk ku namun baru kali ini pelukan itu sgt membekas dlm jiwaku.

Wahai manusia sebenarnya apa yg kalian kejar..?
Dan apa pula yg mngejar kalian..?
Bukankah maut semakin hari semakin mndekat...?

Dunia yg menipu jgn smp menipu & membuat diri lupa pd negeri akhirat kelak...

Wahai saudaraku,
apakah kalian sadar nafas kalian hanya bbrp saat lagi..?

Seblm lubang kubur kalian akan digali..
Apa yg aku & kalian banggakan dihadapan Allah & RasulNya kelak...?

Wallahua'lam...


Kunjungi Blog Kami :
anabustami.blogspot.com
bustamizi.blogspot.com
newstribunakurat.blogspot.com

Tlong bagikan & tinggalkan konentar yg bermanfaat.

Begini Cara Menerima Takdir Yang Tidak di Senangi

KETAHUILAH bahwasanya dalam menghadapi takdir yang tidak disenangi, seorang hamba terbagi dalam tiga keadaan:

a. Dia ridha dengan takdir tersebut
Ini merupakan tingkatan yang paling tinggi, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
“ Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya dia akan memberi petunjuk kepada hatinya… ” (At-Taghabun [64]: 11).
Al-Qamah berkata, “Maksud musibah dalam ayat di atas adalah sebuah musibah yang menimpa seseorang dan dia menyadari bahwa takdir tersebut datang dari sisi Allah, kemudian ia pasrah dan ridha dengannya.”
Imam At Tirmidzi meriwayatkan sebuah hadits dari Anas bin Malik bahwasanya Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
“ Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala apabila mencintai sebuah kaum, maka Dia mengujinya. Barangsiapa yang ridha maka dia mendapatkan keridhaan dan siapa yang benci maka dia hanya akan mendapatkan kebencian. ”
Dalam salah satu doanya Rasulullah menyebutkan: “ Aku memohon kepada-Mu sikap ridha setelah mendapatkan takdir. ” (HR An-Nasa’i).
Salah satu hal yang bisa memotivasi seorang mukmin untuk bersikap ridha dengan takdir Allah adalah merealisasikan makna keimanannya, sebagaimana sabda Rasulullah,
“ Menakjubkan bagi seorang mukmin, Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak menetapkan sesuatu bagi seorang mukmin kecuali (sesuatu itu-edt) baik baginya. ”
Seseorang datang menemui Rasulullah dan meminta kepada beliau untuk berwasiat kepadanya, dengan wasiat yang ringkas dan padat. Rasulullah bersabda:
“ Janganlah engkau menuduh Allah (salah) dalam keputusan yang telah ditetapkan-Nya kepadamu. ” (HR Ahmad).
Abu Darda radiyallahu anhu berkata, “Sesungguhnya apabila Allah Subhanahu Wa Ta’ala menetapkan sebuah takdir, Dia ingin agar takdir tersebut diterima dengan ridha.” Sikap ridha adalah jika seorang hamba tidak menginginkan selain apa yang dia rasakan, baik kesukaran atau kemudahan.
Umar bin Abdul Aziz radiyallahu anhu berkata, “Saya berada di waktu pagi dan tidak memiliki rasa senang, kecuali terhadap kejadian-kejadian qadha’ dan qadar (takdir).”

b. Sabar menerima musibah
Tingkatan ini diperuntukkan bagi orang yang tidak bisa ridha dengan keputusan Allah. Sikap ridha adalah karunia yang dianjurkan dan disunnahkan, sementara sabar adalah sesuatu yang secara pasti diwajibkan kepada seorang mukmin.
Kesabaran memiliki kebaikan yang banyak. Allah memerintahkan untuk bersabar dan menjanjikan pahala yang besar kepada pelakunya, sebagaimana firman-Nya:
“…Sesungguhnya, hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. ” (Az-Zumar [39]: 10).
Perbedaan antara ridha dan sabar bahwa sabar merupakan sikap menahan dan menjaga diri dari marah sekalipun ada perasaan sakit, dan menginginkan hilangnya sakit tersebut.
Juga menjaga anggota badan dari melakukan tindakan-tindakan yang menggambarkan ketidaksukaan, seperti keluhan dengan lisan, gerakan tangan atau gambaran tanda-tanda kemarahan di wajahnya.
Ada pun ridha adalah ketenangan hati dan kelapangan jiwa, menerima takdir Allah dan tidak menginginkan hilangnya kedukaan itu, sekalipun merasakan sakit dalam dirinya. Dengan demikian, keridhaannya telah membuat semuanya ringan, karena hatinya telah dipenuhi yakin dan ma’rifah (mengenal Allah).

c. Marah dengan keputusan Allah
Dengan bersikap seperti ini, seseorang bisa dinyatakan keluar dari lingkup orang-orang yang bertawakal menuju kelompok orang-orang yang menuduh Allah Rabb semesta alam dengan kejelekan, na’udzubillahi min dzalik!
Untuk lebih memahami ketiga sikap di atas, kita perlu mengetahui bahwa dalam menghadapi segala sesuatu yang tidak disukainya, seorang hamba memerlukan enam prinsip:

1. Prinsip tauhid
Yaitu bahwa segala sesuatu telah dikehendaki, diciptakan, dan ditakdirkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala . Apa yang dikehendaki oleh Allah pasti terjadi dan apa yang tidak dikehendaki-Nya pasti tidak akan terjadi.

2. Prinsip adil
Yaitu bahwa sesungguhnya Allah akan tetap menjalankan hukum-Nya dan adil dalam keputusan-Nya.

3. Prinsip rahmat
Maksudnya, seseorang memiliki pendirian bahwa rahmat Allah dalam semua ketentuan-Nya mengalahkan murka dan kemarahan-Nya.

4. Prinsip hikmah
Yaitu pemahaman yang menyebutkan bahwa sesungguhnya hikmah Allah mengharuskan demikian. Allah tidak pernah menakdirkan sesuatu yang sia-sia, tidak pula menetapkan sesuatu yang tidak berguna.

5. Prinsip al-hamdu (pujian)
Yaitu pemahaman bahwa sesungguhnya Allah memiliki pujian yang sempurna dalam segala segi.

6. Prinsip al-‘ubudiyah (dan ini yang paling tinggi dan mulia)
Yakni pemahaman yang berawal dari sebuah kesadaran bahwa manusia hanyalah seorang hamba dari segala aspek, berlaku ke atasnya semua hukum dan keputusan majikannya, dengan hukuman atas keberadaannya sebagai seorang hamba yang dimiliki.
Dia Subhanahu Wa Ta’ala memperlakukannya di bawah hukum yang telah ditentukan-Nya, sebagaimana dia menjalankannya di bawah hukum-hukum agama. Hal itu merupakan tempat dijalankan segala keputusan-Nya.* 

Dr. Hani Kisyik, dikutip dari bukunya Kunci Sukses Hidup Bahagia.


Cerita

Kisah Keberanian Syekh Umar Mukhtar Di Depan Hakim Italia

sumber foto : google Di Depan Hakim Penjajah (Italia), Syekh Umar Mukhtar: Jari Telunjuk Yang Mengacung La IIlaha Ilallah Tak Menulis Kalima...