Tuesday, February 27, 2018

Bertutur Kata lah Dengan Baik, Bermanfaat Serta Penuh Kesopanan




           Segala puji bagi Allah, Rabb yang berhak disembah. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga akhir zaman.
Semakin maju zaman, semakin manusia menjauh dari akhlaq yang mulia. Perangai jahiliyah dan kekasaran masih meliputi sebagian kaum muslimin. Padahal Islam mencontohkan agar umatnya berakhlaq mulia, di antaranya adalah dengan bertutur kata yang baik. Akhlaq ini semakin membuat orang tertarik pada Islam dan dapat dengan mudah menerima ajakan. Semoga Allah menganugerahkan kepada kita perangai yang mulia ini.
Perintah Allah untuk Berlaku Lemah Lembut
Allah Ta’ala berfirman,

ﻭَﺍﺧْﻔِﺾْ ﺟَﻨَﺎﺣَﻚَ ﻟِﻠْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ

“ Dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman. ” (QS. Al Hijr: 88)

Syaikh Muhammad Al Amin Asy Syinqithi mengatakan, “’ Berendah dirilah ‘ yang dimaksud dalam ayat ini hanya untuk mengungkapkan agar seseorang berlaku lemah lembut dan tawadhu’ (rendah diri).” 1 Jadi sebenarnya ayat ini berlaku umum untuk setiap perkataan dan perbuatan, yaitu kita diperintahkan untuk berlaku lemah lembut. Ayat ini sama maknanya dengan firman Allah Ta’ala ,

ﻓَﺒِﻤَﺎ ﺭَﺣْﻤَﺔٍ ﻣِّﻦَ ﺍﻟﻠﻪ ﻟِﻨﺖَ ﻟَﻬُﻢْ ﻭَﻟَﻮْ ﻛُﻨْﺖَ ﻓَﻈّﺎً ﻏَﻠِﻴﻆَ ﺍﻟﻘﻠﺐ ﻻَﻧْﻔَﻀُّﻮﺍْ ﻣِﻦْ ﺣَﻮْﻟِﻚَ

“ Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. ” (QS. Ali Imron: 159).

Yang dimaksud dengan bersikap keras di sini adalah bertutur kata kasar. 2 Dengan sikap seperti ini malah membuat orang lain lari dari kita.
Al Hasan Al Bashri mengatakan, “Berlaku lemah lembut inilah akhlaq Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang di mana beliau diutus dengan membawa akhlaq yang mulia ini.” 3
Keutamaan Bertutur Kata yang Baik
Pertama: Sebab Mendapatkan Ampunan dan Sebab Masuk Surga
Dari Abu Syuraih, ia berkata pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ، ﺩُﻟَّﻨِﻲ ﻋَﻠَﻰ ﻋَﻤِﻞٍ ﻳُﺪْﺧِﻠُﻨِﻲ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ

“ Wahai Rasulullah, tunjukkanlah padaku suatu amalan yang dapat memasukkanku ke dalam surga. ” Beliau bersabda,

ﺇِﻥَّ ﻣِﻦْ ﻣُﻮﺟِﺒَﺎﺕِ ﺍﻟْﻤَﻐْﻔِﺮَﺓِ ﺑَﺬْﻝُ ﺍﻟﺴَّﻼﻡِ، ﻭَﺣُﺴْﻦُ ﺍﻟْﻜَﻼﻡِ

“ Di antara sebab mendapatkan ampunan Allah adalah menyebarkan salam dan bertutur kata yang baik. ” 4

Kedua: Mendapatkan Kamar yang Istimewa di Surga Kelak
Dari ‘Ali, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Di surga terdapat kamar-kamar yang bagian luarnya dapat dilihat dari dalam dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luar.” Kemudian seorang Arab Badui bertanya, “Kamar-kamar tersebut diperuntukkan untuk siapa, wahai Rasulullah?” Beliau pun bersabda,

ﻟِﻤَﻦْ ﺃَﻃَﺎﺏَ ﺍﻟْﻜَﻼَﻡَ ﻭَﺃَﻃْﻌَﻢَ ﺍﻟﻄَّﻌَﺎﻡَ ﻭَﺃَﺩَﺍﻡَ ﺍﻟﺼِّﻴَﺎﻡَ ﻭَﺻَﻠَّﻰ ﻟِﻠَّﻪِ ﺑِﺎﻟﻠَّﻴْﻞِ ﻭَﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﻧِﻴَﺎﻡٌ

“ Kamar tersebut diperuntukkan untuk siapa saja yang tutur katanya baik, gemar memberikan makan (pada orang yang butuh), rajin berpuasa dan rajin shalat malam karena Allah ketika manusia sedang terlelap tidur. ” 5
Ketiga: Bisa menggantikan Sedekah
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﺍﻟْﻜَﻠِﻤَﺔُ ﺍﻟﻄَّﻴِّﺒَﺔُ ﺻَﺪَﻗَﺔٌ

“ Tutur kata yang baik adalah sedekah. ” 6
Dari ‘Adi bin Hatim, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻨَّﺎﺭَ ﻭَﻟَﻮْ ﺑِﺸِﻖِّ ﺗَﻤْﺮَﺓٍ ﻓَﺈِﻥْ ﻟَﻢْ ﺗَﺠِﺪُﻭﺍ ﻓَﺒِﻜَﻠِﻤَﺔٍ ﻃَﻴِّﺒَﺔٍ

“ Selamatkanlah diri kalian dari siksa neraka, walaupun dengan separuh kurma. Jika kalian tidak mendapatkannya, maka cukup dengan bertutur kata yang baik. ” 7

Ibnul Qayyim mengatakan, “Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjadikan tutur kata yang baik sebagai pengganti dari sedekah bagi yang tidak mampu untuk bersedekah.” 8

Ibnu Baththol mengatakan, “Tutur kata yang baik adalah sesuatu yang dianjurkan dan termasuk amalan kebaikan yang utama. Karena Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam (dalam hadits ini) menjadikannya sebagaimana sedekah dengan harta. Antara tutur kata yang baik dan sedekah dengan harta memiliki keserupaan. Sedekah dengan harta dapat menyenangkan orang yang diberi sedekah. Sedangkan tutur kata yang baik juga akan menyenangkan mukmin lainnya dan menyenangkan hatinya. Dari sisi ini, keduanya memiliki kesamaan (yaitu sama-sama menyenangkan orang lain).” 9
Keempat: Menyelematkan Seseorang dari Siksa Neraka
Dalilnya adalah hadits Adi bin Hatim di atas. Ibnu Baththol mengatakan, “Jika tutur kata yang baik dapat menyelamatkan dari siksa neraka, berarti sebaliknya, tutur kata yang kotor (jelek) dapat diancam dengan siksa neraka.” 10
Kelima: Dapat Menghilangkan Permusuhan
Ibnu Baththol mengatakan, “Ketahuilah bahwa tutur kata yang baik dapat menghilangkan permusuhan dan dendam kesumat. Lihatlah firman Allah Ta’ala,

ﺍﺩْﻓَﻊْ ﺑِﺎﻟَّﺘِﻲ ﻫِﻲَ ﺃَﺣْﺴَﻦُ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺑَﻴْﻨَﻚَ ﻭَﺑَﻴْﻨَﻪُ ﻋَﺪَﺍﻭَﺓٌ ﻛَﺄَﻧَّﻪُ ﻭَﻟِﻲٌّ ﺣَﻤِﻴﻢٌ

“ Tolaklah (kejelekan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. ” (QS. Fushilat: 34-35).

Menolak kejelekan di sini bisa dengan perkataan dan tingkah laku yang baik.” 11
Sahabat yg mulia, Ibnu ‘Abbas –
radhiyallahu ‘anhuma – mengatakan, “Allah memerintahkan pada orang beriman untuk bersabar ketika ada yang membuat marah, membalas dengan kebaikan jika ada yang buat jahil, dan memaafkan ketika ada yang buat jelek. Jika setiap hamba melakukan semacam ini, Allah akan melindunginya dari gangguan setan dan akan menundukkan musuh-musuhnya. Malah yang semula bermusuhan bisa menjadi teman dekatnya karena tingkah laku baik semacam ini.”
Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Namun yang mampu melakukan seperti ini adalah orang yang memiliki kesabaran. Karena membalas orang yg menyakiti kita dengan kebaikan adalah suatu yang berat bagi setiap jiwa.” 12
Berlaku Lemah Lembut Bukan Berarti Menjilat
Perlu dibedakan antara berlaku lemah lembut dengan tujuan membuat orang tertarik dan berlaku lembah lembut dengan maksud menjilat. Yang pertama ini dikenal dengan mudaroh yaitu berlaku lemah lembut agar membuat orang lain tertarik dan tidak menjauh dari kita. Yang kedua dikenal dengan
mudahanah yaitu berlaku lemah lembut dalam rangka menjilat dengan mengorbankan agama. Sikap yang kedua ini adalah sikap tercela sebagaimana yang Allah firmankan,

ﻭَﺩُّﻭﺍ ﻟَﻮْ ﺗُﺪْﻫِﻦُ ﻓَﻴُﺪْﻫِﻨُﻮﻥَ

“ Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu). ” (QS. Al Qalam: 9)

Ibnu Jarir Ath Thobari menafsirkan ayat di atas, “Wahai Muhammad, orang-orang musyrik tersebut ingin kalian berlaku lembut pada mereka (dengan mengorbankan agama kalian) dengan memenuhi seruan untuk beribadah kepada sesembahan mereka. Jika kalian demikian, maka mereka akan berlaku lembut pada kalian dalam ibadah yang kalian lakukan pada sesembahan kalian.” 13
Oleh karenanya, orang yang bersikap mudaroh akan berlemah lembut dalam pergaulan tanpa meninggalkan sedikitpun prinsip agamanya. Sedangkan orang yang bersikap mudahin, ia akan berusaha menarik simpati orang lain dengan cara meninggalkan sebagian dari prinsip agamanya.
Hendaknya kita bisa memperhatikan perbedaan antara mudaroh dan
mudahanah . Lemah lembut yang dituntunkan adalah dalam rangka membuat orang tertarik dengan akhlaq kita yang baik. Sikap pertama inilah yang akan membuat orang menerima dakwah, namun tetap dengan mempertahankan prinsip-prinsip beragama. Sedangkan lemah lembut yang tercela adalah jika sampai mengorbankan sebagian prinsip beragama dan mendiamkan kemungkaran tanpa adanya pengingkaran minimalnya dengan hati.
Semoga Allah senantiasa menganugerahkan kepada kita tutur kata yang baik dan akhlaq yang mulia. Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Rumaysho.com
Diselesaikan dengan anugerah Allah di Panggang-Gunung Kidul, 24 Muharram 1431 H

Footnote:
1 Adhwaul Bayan, Muhammad Al Amin Asy Syinqithi, 3/238, Dar Ilmi Al Fawaid.
2 Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim , Ibnu Katsir, 3/233, Muassasah Qurthubah.
3 Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim , 3/232,
4 HR. Thobroni dalam Mu’jam Al Kabir no. 469 (Maktabah Al ‘Ulum wal Hikam, cetakan kedua, 1404 H). Al ‘Iroqi dalam Takhrij Al Ihya’ (2/246) mengatakan bahwa sanad hadits ini
jayyid (bagus). Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shohihah (1035) mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih dan perowinya terpercaya.
5 HR. Tirmidzi no. 1984 dan Ahmad (1/155). Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan.
6 HR. Ahmad (2/316) dan disebutkan oleh Al Bukhari dalam kitab shahihnya secara mu’allaq (tanpa sanad). Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim.
7 HR. Bukhari no. 6023 dan Muslim no. 1016.
8 ‘Iddatush Shobirin wa Dzakhirotusy Syakirin , Ibnu Qayyim Al Jauziyah, hal. 109, Mawqi’ Al Waroq
9 Syarh al Bukhari , Ibnu Baththol, 17/273, Asy Syamilah.
10 Syarh al Bukhari, 4/460.
11 Syarh al Bukhari, 17/273.
12 Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim , 12/243.
13 Tafsir Ath Thobari, Ibnu Jarir Ath Thobari, 23/157, Tahqiq: Dr. Abdullah bin Abdil Muhsin At Turki, Dar Hijr.

Monday, February 26, 2018

Jeritan Hamba Yang Shalat diPenghujung Waktu



Para Malaikat menyeretnya melewati orang banyak, menuju ke arah api neraka yang menyambar-nyambar.

Dia menjerit sekuat tenaga dan bertanya-tanya barangkali ada orang yang mampu membantunya.

Dia menjerit lagi sambil menyebutkan semua kebaikan yang telah dia lakukan; bagaimana dia sering membantu orangtuanya. Bagaimana dia tidak pernah tertinggal puasanya, tidak pernah meninggalkan shalatnya, selalu bersedekah dan rajin membaca al-Quran.

Dia terus menjerit lagi, namun tidak ada seorangpun yang tampil membantunya.

Para malaikat terus menyeret dia. Dan … mereka semakin dekat dengan kawah api neraka.

Dia menoleh ke belakang dan ini harapannya yang terakhir. Dia teringat …

Tidak! Rasulullah SAW pernah bersabda:

“Bagaimana bersihnya seseorang yang mandi di sungai lima kali sehari dari kotoran, begitu juga bersihnya orang yang melaksanakan shalat lima kali sehari dari dosa-dosa mereka”

Dia menjerit lagi sekuat tenaga:

“Solat saya? Solat saya? Doa saya?”

Kedua malaikat tidak berhenti, dan terus menyeretnya ke tepi jurang neraka. Kembang api neraka yang membubung terasa menyambar mukanya.

Dia menoleh ke belakang lagi, tapi matanya telah kering dari setiap harapan dan dia tidak memiliki apa-apa lagi yang tinggal di dalam dirinya.

Salah satu malaikat menolak dia dan memasukan ke kawah neraka.

Dia mandapati dirinya terus melayang dan akhirnya jatuh ke dalam kawah api neraka yang menjulang tinggi selama 70 tahun.

Setelah 70 tahun sengsara dibakar api, tiba-tiba terasa tangannya diraih oleh satu lengan.

Dia ditarik kembali ke atas.

Ketika dia mengangkat kepalanya, dia melihat seorang pria yang sangat tua dengan jenggot putih yang panjang memegang tangannya.

Pria itu kelihatannya sangat daif.

Sambil menyapu debu di tubuhnya dia bertanya pada pria tua itu:

“Siapakah anda?”

Orang tua itu menjawab: “Akulah sholat anda”

“Mengapa kamu begitu terlambat bantu saya? Wahai shalatku, saya telah terjerumus ke dalam api neraka selama 70 tahun! Kenapa setelah tubuh saya hangus dan hampir hancur baru kamu datang selamatkan saya ? kenapa …?.”

Orang tua itu tersenyum sambil menggelengkan kepalanya dan berkata:

“Apakah kau lupa? Selama hidup di dunia dulu kamu selalu laksanakan saya pada saat-saat akhir !!”

“Setiap kali Maghrib kamu fokus pada sinetron tv dulu ..

“Dzuhur kamu lewat, kamu lebih mementingkan kerja daripada saya. Sholat ashar dan subuh juga selalu diujung waktu.

“Kamu ingatkah itu semua ??”

Penjelasan pria tua itu mengejutkannya dari tidur …

Dia terjaga dan mengangkat kepalanya dari tidur. Seluruh tubuhnya basah oleh keringat ketakutan …
Ya Allah.. Aku mimpi…

Tapi seperti nyata ..
Ketika itu juga ia mendengar suara adzan di kumandangkan menandai masuknya waktu shalat ashar.
Dia bangun dengan cepat dan mengambil wudhu. Dia berjanji tidak akan melalaikan shalat lagi. Dia menyadari kesalahannya sekarang. Dia telah mendapat petunjuk yang maha benar.

Rasulullah S.A.W bersabda :”Barang siapa yang menyampaikan 1 (satu) ilmu saja dan ada orang yang mengamalkannya,maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia akan tetap memperoleh pahala.” (HR. Al-Bukhari)

**bila bermanfaat tolong dibagikan & tinggalkan komentar untuk kami perbaiki diri**

Sunday, February 25, 2018

Jangan Sampai Tergelincir ke Neraka



Nu'man bin Tsabit atau yang biasa kita kenal dengan Imam Abu Hanifah rahimahullah Ta'ala, pernah berjalan bertentangan arah dengan seorang budak kecil yang berjalan mengenakan terompah kayu.

Si imam berkata: "Jaga-jaga Nak dengan terompah kayumu itu, jangan sampai kamu tergelincir."

Budak ini pun tersenyum dan mengucapkan terima kasih atas perhatian Abu Hanifah.

"Bolehkah saya tahu namamu, Tuan?" tanya si budak kecil itu tadi.

"Nu'man namaku", jawab si imam.

"O.. jadi, tuankah yang selama ini terkenal dengan gelaran Al-Imam Al-A'zhom (Imam agung) itu..?", tanya si budak.

"Bukan aku yang memberi gelaran itu. Masyarakatlah yang berprasangka baik dan memberi gelaran itu kepadaku", jawab si Imam.

"Wahai si Imam, berhati-hatilah dengan gelaranmu. Jangan sampai tuan tergelincir ke neraka kerana gelaran itu. Terompah kayuku ini mungkin hanya menggelincirkanku di dunia. Tetapi gelaranmu itu dapat menjerumuskan kamu ke dalam api yang kekal JIKA KESOMBONGAN dan KEANGKUHAN menyertainya..."

Ulama besar yang diikuti banyak umat Islam itupun tersungkur menangis menerima nasihat 'tajam' daripada seorang budak kecil...

Imam Abu Hanifah rahimahullah Ta'ala (Hanafi) bersyukur. Siapa sangka, peringatan yang begitu dalam maknanya, justeru ia datang dari lidah seorang budak.

Betapa banyak manusia yang tertipu kerana PANGKAT, tertipu kerana KEDUDUKAN, tertipu kerana GELARAN atau TITLE, tertipu kerana POSISI YANG 'DIMULIAKAN', tertipu kerana STATUS SOSIAL, tertipu kerana sebutan gelar TAN SRI/ DATUK SERI/ DATIN/ HAJI/ HAJJAH, USTAZ, TUAN/ PUAN, SYEIKH, DOKTOR dan sebagainya.

Marilah kita berhati-hati dan TERUS SALING MENGINGATKAN agar jangan sampai kita tergelincir...

Jangan sampai kita menjadi angkuh dan sombong kerana gelaran, pangkat, status sosial dan kebesaran di dunia.

Ingatlah...
"Sepasang tangan yang menarik kita takkala terjatuh lebih kita percayai dari seribu tangan yang menyambut kita takkala tiba di puncak kejayaan.."

Mari kita hubungi sahabat-sahabat kita...
Kerana sahabat yg baik adalah pelita di kegelapan..
Kadang cahayanya baru terasa ketika dunia terasa gelap.

Ketahuilah...
"TIDAK AKAN MASUK SYURGA orang yang dalam hatinya ada sifat sombong, walaupun hanya seberat biji sawi." 
(Hadis riwayat Muslim).

JANGAN MEREMEHKAN NASIHAT, WALAUPUN DATANGNYA DARIPADA SEORANG 'BUDAK HINGUSAN'.

انظر ما قال ولا تنظر من قال

Tuesday, February 6, 2018

Anda Pelajar, Baca Do'a Ini



Ilmu bisa menjadi penerang bagi setiap manusia dalam menjalani kehidupan. Dengan ilmu, setiap orang mampu mengatasi hambatan yang dia hadapi.

Tetapi, bukan berarti semua ilmu mudah diserap. Ada kondisi tertentu yang membuat seorang pembelajar tidak gampang menguasai ilmu.

Dalam kondisi ini, seorang pembelajar disarankan untuk menginstropeksi diri. Karena pemahaman akan suatu ilmu sejatinya datang dari Allah SWT.

Untuk itu, dianjurkan bagi para pembelajar agar membaca doa ini sebelum memulai aktivitas belajarnya.



Allahummarzuqna fahman nabiyyina wa hifdhal mursalina wa ilhamal malaikatil muqarrabin birahmatika ya arhamar rahimina

Artinya:

'Ya Allah, anugerahilah kami pemahaman para nabi, hafalan para rasul, dan ilhamnya para malaikat yang dekat (dengan-Mu), sebab kasih sayang-Mu, wahai Dzat yang Mahapengasih.
( Baca Juga Ini dia bisnis yang cocok untuk ibu rumah tangga )

Saturday, February 3, 2018

Ini Dia Bisnis Yang Cocok Untuk Ibu Rumah Tangga


Siapa bilang ibu rumah tangga tidak bisa menghasilkan uang? Ada banyak bisnis yang mudah dan bisa dilakukan tanpa harus keluar rumah.

Sekarang mulai banyak lho wanita pekerja yang memutuskan untuk berhenti bekerja. Menjadi ibu rumah tangga sekaligus berbisnis. Terima kasih kepada kemajuan teknologi yang membuat kita bisa berbisnis tanpa keluar dari rumah.

Meski dikerjakan dari rumah, uang yang didapat terbilang lumayan lho. Hitung-hitung bisa untuk menambal kebutuhan hidup sehari-hari.

Yuk tengok profesi apa saja yang bisa digarap dari rumah, siapa tahu cocok:

1. Menjual produk kecantikan.

Sebagai perempuan, Anda menyukai semua hal yang berbau dengan kecantikan. Hobi favorit ini bisa dijadikan sebagai bisnis di rumah. Produk kecantikan bisa dibeli dari agen dan distributor resmi dan bisa dijual kembali (tentunya dengan marjin tertentu). Penjualannya bisa dilakukan lewat online, lho.

2. Berbisnis warung makan.

Nah, ide bisnis ini cocok bagi ibu-ibu yang tinggal di lingkungan kampus, kos-kosan, atau perkantoran, apalagi jika punya kemampuan memasak. Insya Allah, bisnis warung makan bisa membantu dapur tetap mengebul dan menutup biaya SPP anak. Keuntungannya bisa mencapai Rp3 juta-Rp5 juta per hari. ( Baca Juga Dibalik Kenikmatan Suami Istri )

3. Jualan online.

Produk yang dijual tidak harus produk kecantikan, tetapi juga baju, hijab, atau tas anak—tergantung minatnya yang mana. Anda cukup menjadi reseller dan bisa memasarkan produk lewat media sosial. Perlu diingat, Sahabat Dream akan mendapatkan komisi untuk setiap produk yang berhasil dijual. Mudah, kan?

4. Membuka tempat les di rumah untuk anak-anak sekolah.

Senang mengajar dan punya kemampuan akademik bisa mendorong untuk membuka tempat les. Jika bisnis les diminati banyak orang, tak ada salahnya merekrut tenaga pengajar yang kompeten dan profesional. ( Baca juga Baca Ini Saat Anak Lahir )

5. Menjadi penulis lepas.

Wah, cocok, nih, untuk yang punya minat dan kemampuan menulis, baik artikel berita maupun narasi. Anda bisa menyalurkannya sebagai penulis artikel blog atau website. Profesi ini menawarkan penghasilan yang menjanjikan. Ada beberapa media online yang memerlukan penulis artikel yang konsisten. Nah, peluang ini bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan uang. ( Baca juga Deteksi Kesombongan Sejak Dini )

Ayo dipilih profesi mana yang akan anda jalani . . .

Cerita

Kisah Keberanian Syekh Umar Mukhtar Di Depan Hakim Italia

sumber foto : google Di Depan Hakim Penjajah (Italia), Syekh Umar Mukhtar: Jari Telunjuk Yang Mengacung La IIlaha Ilallah Tak Menulis Kalima...